2.1.11

KESIAGAAN


 

I.                  PENDAHULUAN
Siaga adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 07 – 10 tahun. Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat unik yang sangat beraneka. Pada dasarnya mereka merupakan pribadi-pribadi aktif dan tidak pernah diam.  Sifat unik Siaga merupakan kepolosan seorang anak yang belum tahu resiko dan belum  dapat diserahi tugas dan tanggung jawab secara penuh.  Sifat yang cukup menonjol adalah keingintahuan (curiosity) yang sangat tinggi, senang berdendang, menari dan menyanyi, agak manja, suka meniru, senang mengadu, dan sangat suka dipuji.
Kehidupan siaga masih berkisar di seputar keluarga sebagai pusat aktivitasnya. Atas dasar hal tersebut pembinaan pramuka Siaga dikiaskan sebagai “keluarga bahagia” di mana terdapat ayah, ibu, kakak dan adik.  Wadah pembinaan pramuka Siaga disebut Perindukan Siaga yang mengkiaskan bahwa anak seusia siaga masih menginduk pada ayah dan bunda (keluarga).  Hal ini diperjelas dengan formasi pada upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga.  Formasi barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga adalah berupa lingkaran di mana Pembina berada di dalamnya, berdiri di tengah lingkaran di belakang bendera. Bentuk lingkaran menyiratkan dunia Siaga yang masih dilindungi dan dibina sepenuhnya oleh pembinanya.  Hal ini  memberi makna bahwa di dalam pembinaan Siaga, porsi terbesar adalah Ing ngarsa sung tulada, atau di depan memberi teladan/contoh, sedangkan porsi ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani porsinya lebih kecil.  Bentuk upacara ini juga mengkiaskan bahwa norma dan tata-nilai bagi Siaga mengikuti cermin kepribadian Pembinanya.

II.               MATERI POKOK
1.     Perindukan Siaga.
Satuan di gugusdepan sebagai tempat berhimpunnya Pramuka Siaga disebut Perindukan Siaga.  Perindukan idealnya terdiri atas 18-24 Pramuka Siaga yang dibagi ke dalam 3-4 kelompok, disebut Barung.  Barung yang ideal terdiri atas 6 Pramuka Siaga.  Perindukan Siaga dipimpin oleh Pembina Perindukan Siaga disingkat Pembina Siaga dibantu oleh Pembantu Pembina Siaga. 
Untuk melaksanakan tugas di tingkat Perindukan, dipilih Pemimpin Barung Utama, dipanggil Sulung, yang dipilih dari para Pemimpin Barung. Posisi Pemimpin Barung Utama tidak permanen, dapat berganti setelah beberapa kali latihan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan lebih banyak bagi anggota Barung berlatih menjadi memimpin. 
a.      Kata Perindukan berasal dari kata induk.  Perindukan berarti tempat anak-anak menginduk menjadi satu.
b.     Pembina Perindukan manakala memanggil seluruh anggota Perindukan meneriakkan ”Siaagaaaa….! Dijawab oleh seluruh anggota Perindukan dengan meneriakkan: Siaaap….!
c.      Perindukan harus memiliki standar bendera dan tiangnya serta bendera Merah Putih, untuk upacara pembukaan dan penutupan latihan, bendera Pramuka, tali-temali, buku-buku ceritera untuk Siaga, peralatan memasak untuk sarana latihan, dan peralatan perkemahan, sebagaimana halnya peralatan gugusdepan.
d.     Perindukan Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina dan Pembantu Pembina putera maupun Pembina dan Pembantu Pembina puteri, sedangkan Perindukan Siaga Puteri hanya dapat dibina oleh Pembina dan Pembantu Pembina puteri.

2.     Barung.
Kelompok kecil dalam Perindukan Siaga yang idealnya beranggotakan 6 Pramuka Siaga, disebut Barung.  Kata Barung berarti rumah jaga  suatu bangunan.
a.      Setiap  Barung baik Siaga putera maupun Siaga puteri memiliki nama Barung yang diambil dari nama warna seperti Barung Merah, Biru, Hijau, Putih, dan Barung Kuning.  Setiap warna memiliki makna dan kiasannya, dan nama Barung merupakan cerminan sifat-sifat baik yang menonjol yang akan ditiru oleh anggota Barung tersebut.
b.     Keanggotaan Barung tidak bersifat menetap, dapat diubah setiap 1-2 bulan sekali, dilakukan secara teratur sebagai bagian dari dinamika Perindukan.
c.      Barung tidak memakai bendera barung, karena pelaksanaan kegiatan Pramuka Siaga pada umumnya dilaksanakan di tingkat Perindukan.  Kegiatan di tingkat barung hanya berupa permainan singkat dan spontan.
d.     Barung memiliki Buku Daftar hadir anggota, dan kas anggota.  
e.      Barung dipimpin secara bergilir oleh seorang Pemimpin Barung dan seorang Wakil Pemimpin Barung, dipilih oleh dan dari anggota Barung dengan bantuan Pembina dan Pembantu Pembina Siaga.
f.       Setiap kegiatan Barung didampingi Pembina dan Pembantu Pembina Siaga.
 
3.     Dewan Siaga (Dewan Satuan Siaga)
Dewan Siaga dibentuk untuk memenuhi hak anak dan melatih kepemimpinan Pramuka Siaga.  Dewan Siaga beranggotakan seluruh anggota perindukan.  Ketua Dewan Siaga adalah Pemimpin Barung Utama atau Sulung.   Pertemuan Dewan Siaga diadakan tiga bulan sekali atau sesuai kebutuhan program atau aktivitas.
Dewan Siaga bertugas:
·        Memilih dan membahas kegiatan yang diusulkan Pembina,
·        Mengatur kegiatan perindukan,
·        Menjalankan keputusan-keputusan yang diambil Dewan, termasuk pemberian penghargaan.
Pada Perindukan Siaga tidak dibentuk Dewan Kehormatan, semua tugas Dewan Kehormatan berada di tangan Pembina.


4.     Kegiatan Siaga
Kegiatan Siaga adalah kegiatan yang menggembirakan, dinamis, kekeluargaan, dan berkarakter. Pembina adalah kunci pokok di dalam mengemas bahan latihan, dan kreativitas Pembina sangat diperlukan. Semakin akrab hubungan antara Pembina dengan Siaga maka akan semakin tinggi tingkat ketertarikan Siaga untuk tetap berlatih.
Untuk menjadi Pembina Siaga diperlukan kesabaran, pandai berceritera, lebih baik bila pandai menyanyi, bertubuh sehat dan energik, pandai senam, dan tentu saja berbudi pekerti yang luhur sebagaimana syarat menjadi Pembina Pramuka.
Di dalam kegiatan latihan, dapat dilakukan pemenuhan/pengujian Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Siaga.
SKU Siaga adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum yang merupakan alat pendidikan sebagai perangsang dan pendorong untuk memperoleh kecakapan yang berguna bagi kehidupannya.
Tingkat pengadopsian nilai-nilai kepramukaan dan keterampilan dilakukan melalui pendadaran Syarat Kecakapan Khusus (SKK).

Ada 4 jenjang kenaikan tingkat kecakapan umum bagi Pramuka Siaga yakni:
-         Siaga Mula
-         Siaga Bantu
-         Siaga Tata
-         Siaga Garuda

Syarat Kecakapan Khusus Siaga.
Selain kecakapan umum Siaga dapat mengambil kecakapan khusus yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Secara umum Syarat Kecakapan Khusus ada tingkatan yakni tingkat:
-         Purwa
-         Madya
-         Utama

Secara garis besar kegiatan Siaga dibagi menjadi:
a.     Kegiatan Latihan Rutin
1)     Mingguan
Kegiatan latihan dimulai dengan:
-         Upacara pembukaan latihan.
-         Upacara penutupan latihan. Di sini jangan lupa Pembina Upacara menyampaikan rasa terima-kasih dan titip salam pada keluarga adik-adik Siaga, serta jangan lupa latihan yang akan datang mengajak teman yang lain untuk ikut menjadi anggota baru Siaga.   
2)     Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
Kegiatan ini bisa diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan Siaga dan Pembinanya, dengan jenis kegiatan yang biasanya berbeda dengan kegiatan rutin mingguan.

b.     Pertemuan Besar Siaga
Pertemuan ini diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga yang dilaksanakan pada waktu tertentu dalam rangka peringatan  hari-hari besar /Pramuka.
Acara Pertemuan Besar Siaga disebut Pesta Siaga merupakan pertemuan yang bersifat kreatif,senang-senang, rekreatif, edukatif dan banyak bergerak.
Pesta Siaga dapat berbentuk:
·        Bazar Siaga, memamerkan hasil hasta karya Pramuka Siaga.
·        Permainan bersama.
·        Darmawisata.
·        Perkemahan Siaga/perkemahan sehari.
·        Karnaval Siaga.
Dengan banyaknya jenis kegiatan maka tidak mungkin seorang Pembina kekurangan bahan latihan.

  III.         PENUTUP
Peserta didik pada proses pendidikan dalam Gerakan Pramuka berperan sebagai subjek pendidikan, oleh karena itu pendapatnya, keinginannya, harus dihargai. Dalam membina Siaga konsep Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi keteladanan)  porsinya lebih banyak dibandingkan dengan Ing Madya Mangun Karsa (di tengah-tengah membangun /menggerakkan kemauan) dan Tut Wuri Handayani  (dari belakang memberi dorongan)